nasandi - medicastore.com
16-12-2008

Talk Show Mendambakan Punya Momongan

Sudah menjadi hal umum bila sudah menikah teman-teman sekitar kita selalu bertanya, sudah punya anak berapa? Tentu ini adalah hal yang sensitif bagi pasutri yang belum dikarunia anak setelah menikah lama tanpa berKB. Kata pengantar ini diungkapkan oleh Ibu Antri sebagai moderator dalam acara Talkshow yang diselenggarakan oleh Brawijaya Fertility Centre pada hari Sabtu 13 Desember 2008 bertempat di Brawijaya Women & Children Hospital.
Pembicara pada talkshow yang bertema "Mendambakan Punya Momongan" adalah Prof. DR. dr. Med. Ali Baziad, Sp.OG (K) dan Prof. Dr. dr. Wahyuning Ramelan, Sp.And (K) dan dari pihak Brawijaya Fertility Centre yang menjelaskan program bayi tabung adalah dr. Diana Mauria Ratna Asih, Sp.OG.

talk show mendambakan punya momongan
Kiri-kanan : Prof Wahyuning, dr. Diana, Prof. Ali Bazaid & Ibu Antri

Penanganan pasutri yang sulit mendapat keturunan
Menurut WHO gangguan kesuburan (infertilitas) adalah : kegagalan satu pasangan untuk mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang teratur selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi.

"Di seluruh dunia sekitar 11-15% pasangan sulit mendapat anak dan di Indonesia 10-20% pasangan infertil!" tegas Prof. Ali dalam presentasinya. "Tetapi dengan teknologi kedokteran akan meningkatkan keberhasilan untuk mempunyai anak, salah satunya dan pilihan terakhir adalah IVF=In Vitro Vertilization atau Bayi Tabung!" jelas Prof. Ali kemudian.

Penanganan pasutri yang sulit mendapat keturunan memerlukan langkah-langkah yang terukur dan teratur dan ilmiah yang tentu memakan waktu dan biaya (mulai 40 juta hingga 70 juta). Di sinilah seringkali pasutri tidak sabar dan berhenti sebelum mendapat hasil, dan seringkali mencoba hal-hal yang tidak ilmiah dan memilih instansi yang tidak melakukan langkah-langkah pemeriksaan bertahap secara lengkap, "langsung  saja diminta untuk lakukan prosedur bayi tabung!" imbuh Prof Ali.

Oleh karenanya kriteria  menjadi calon peserta bayi tabung di Brawijaya Fertility Centre yang bekerja sama dengan klinik bayi tabung Yasmin yang berlokasi di RSCM adalah pasangan suami istri yang tidak dapat memiliki keturunan karena sebab sebagai berikut:
  1. Infertilitas disebabkan oleh faktor sperma yang tidak dapat dikoreksi
  2. Infertilitas disebabkan oleh sumbatan pada kedua saluran indung telur
  3. Infertilitas disebabkan oleh endometriosis (kista coklat) derajat sedang dan berat
  4. Infertilitas disebabkan oleh gangguan pematangan sel telur yang tidak dapat dikoreksi
  5. Infertilitas disebabkan oleh faktor yang tidak dapat dijelaskan (unexplained)

"Salah satu penyakit yang diderita wanita yang menjadi calon peserta bayi tabung adalah Sindroma Ovarium Polikista." ungkap Prof Ali. Tetapi sebelum kelompok ahli (baik dokter spesialis obgyn maupun dokter spesialis andrologi) memutuskan pasutri untuk melakukan bayi tabung salah satu syaratnya adalah penanganan infertilitas telah lengkap dilakukan baik suami maupun istri selain itu umur istri lebih dari 38 tahun, pasangan suami istri yang baik dan sel telur , spermatozoa, embrio dari pasutri yang syah.

"Karena Indonesia merupakan negara beragama, kami tidak akan melakukan yang namanya wisata reproduksi!"’ kata Prof. Ali. Wisata reproduksi adalah prosedur bayi tabung dimana embrio, sperma atau sel telur bukan dari pasangan suami istri yang syah.

Reproduksi seksual manusia
Pada reproduksi seksual kedua jenis kelamin pada mahluk yang sama masing-masing memberikan 1 selnya dan bertemu (fertilisasi), jadi setiap muncul mahluk baru merupakan gabungan dari 2 jenis kelamin. Pada manusia materi genetik adalah kromosom yang berjumlah 46 (berbeda mahluk berbeda jumlah dan jenisnya). Sel yang bertemu (gamet) terbentuk dari 23 kromosom X dari wanita yaitu ovum dan 23 kromosom X atau Y dari laki-laki yaitu sperma.

"Kalaupun secara kasat mata anak lebih mirip salah satu orang tuanya ataupun tidak mirip tetapi secara kromosom merupakan andil yang sama banyak dari kedua orang tuanya" jelas Prof. Wahyuning dalam presentasi kedua di talkshow tersebut.

Dengan pengetahuan ini pada proses bayi tabung bisa menentukan apakah anak yang akan dikembangkan wanita atau pria.

Fertilitas & infertilitas lelaki
Kemampuan untuk reproduksi disebut sebagai fertilitas atau kesuburan. Kesuburan seorang lelaki dimanifestasikan pada organik yaitu keberadaan organ reproduksi yang utuh dan lengkap tanpa kelainan yang kedua fungsional yaitu kemampuan organ reproduksi untuk berfungsi seperti ereksi, ejakulasi dengan sperma yang memadai.

Secara khusus WHO menetapkan kriteria fertilitas lelaki dalam aspek spermanya yang terbagi dalam makroskopis, mikroskopis dan kesimpulan hasil analisa semen/sperma. Pada aspek makroskopis sperma yang normal adalah mempunyai volume 2 - 5 ml, penampakan putih keruh (putih mutiara), dengan kekentalan biasa, berbau khas (bukan bau busuk) dan mencair sepenuhnya dalam waktu kurang dari 1 jam, tak ada gumpalan. Pencairan sperma lebih cepat di dalam vagina yaitu sekitar 20 menit.

Sedangkan pada aspek miroskopis, sperma normal adalah jumlah sperma lebih dari 20 juta / ml semen atau lebih dari 40 juta/ ejakulat. Pergerakan yang cepat dan lurus lebih dari 25% sedangkan yang kurang cepat, kurang lurus lebih dari 50 % atau jumlah keduanya lebih dari 50%. Berbentuk normal lebih dari 30 %, maksudnya tidak berekor ganda, berkepala ganda atau berdempetan. Sel lain dalam ejakulat yaitu leukosit 0-3 /LPB bila lebih tinggi bisa  diduga ada infeksi. Tidak adanya aglutinasi/pergumpalan yang menghambat pergerakan sperma.

Dari hasil pemeriksaan sperma/semen dapat disimpulkan beberapa kelainan yaitu oligozoospermia (jumlah kurang dari normal), astenozoospermia (tidak bisa bergerak dengan baik), teratozoospermia (sperma abnormal lebih dari normal), asoospermia (tidak ada sperma cuma semen/lendir saja) dan aspermia (tidak ada cairan sperma).
Semua kelainan  tersebut disebabkan oleh banyak hal, yang perlu ditangani sebelum menjalankan bayi tabung.

Banyak pria yang salah mengerti tentang kesuburan apabila pria mampu melakukan aktivitas seksual dan ejakulasi dianggap subur, padahal bila secara mikroskopis tidak ada sperma atau tidak normal. Jadi kesuburan tidak ada korelasinya dengan kemampuan seksual seorang pria, khususnya potensi untuk melakukan hubungan seksual. Yang perlu diingat semakin berumur seorang pria semakin kurang keseburannya walau tidak hilang kesuburannya.

Dengan perkembangan dunia saat ini yang penuh polusi diperkirakan kesuburan manusia sekarang ini kurang dibandingkan manusia sekitar 30 tahun yang lalu.
Sebagian besar ketidaksuburan pria disebabkan oleh gangguan fungsi, sperma yang tidak memenuhi syarat WHO.
Ketidaksuburan pria secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

  1. Masih dapat disembuhkan dalam waktu singkat paling lama 2 tahun, kelompok ini sekitar 60% dari populasi pria infertilitas.
  2. Sulit disembuhkan, perlu waktu lama dan upaya yang tidak sederhana, kelompok ini sekitar 30 % dari populasi.
  3. Tidak dapat diperbaiki.
Ketidaksuburan pria dapat terjadi karena bawaan/genetika seperti lelaki dengan kromosom 47, XXY atau 46, XX yang mengganggu pembentukan sperma. Pada kasus ini tidak dapat dilakukan proses bayi tabung di Indonesia. Atau karena infeksi (penyakit menular seksual) yang menyumbat saluran keluar sperma, bahkan sampai merusak spermatogenesis (proses pembentukan sperma) dan juga radiasi yang merusak spermatogenesis.
Untuk itu perlu tindakan untuk mencegah infertilitas pada pria yang bisa dilakukan :
  1. Jangan sampai memperoleh PMS,.
  2. Jalani pola hidup sehat, makan makanan yang bergizi baik, hindari paparan medan elektrostatik, elektromagnetik, hindari asap rokok.
"Dan boleh mengkonsumsi antioksidan misal vitamin C dosis tinggi." ujar Prof. Wahyuning.

Langkah-langkah bayi tabung (IVF= in vitro fertilization)
Sebelum menjalani program bayi tabung, di Brawijaya  Fertility Centre, pasutri akan mendapat penjelasan proses, kemudian menjalani pemeriksaan awal apakah memenuhi syarat yang akan diputuskan dalam rapat tim ahli.
Secara umum proses bayi tabung terdiri dari 8 tahap:
  1. Pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma
  2. Penyuntikan obat penekan hormon
  3. Penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur
  4. Pengambilan sel telur
  5. Pembuahan
  6. Pengembangan embrio
  7. Penanaman embrio
  8. Menunggu hasil
Waktu yang diperlukan dalam menjalani bayi tabung 4 hingga 6 minggu lebih detail prosesnya sebagai berikut:

proses bayi tabung


Embrio yang ditanamkan dalam proses bayi tabung adalah 2 - 3 embrio stadium 6-8 sel akan ditanam ke  dalam rahim.

Tingkat keberhasilan bayi tabung dan kendalanya
Tingkat keberhasilan bayi tabung di dunia berkisar 40 - 50 %, sedangkan di Indonesia sudah mencapai 48 %. Dimana faktor yang mempengaruhi keberhasilan bayi tabung sangat dipengaruhi oleh usia calon ibu, cadangan sel telur dan faktor penyebab ketidaksuburan.
Dengan teknologi yang ada kini kalaupun dalam proses bayi tabung pertama gagal masih dapat diulang dengan biaya yang lebih sedikit. Karena pasutri dapat menyimpan embrionya yang baik dengan cara simpan beku embrio.
Tidak didapatkan perbedaan dalam hal kecacatan, pertumbuhan dan perkembangan antara bayi yang dilahirkan dengan teknologi bayi tabung dan dengan pembuahan alami. Kalaupun secara teknologi sebenarnya embrio yang akan dimasukkan bisa diperiksa genetiknya apakah ada kecacatan atau tidak, tetapi berazaskan agama tidak bisa di lakukan di Indonesia.
Komplikasi yang mungkin terjadi pada proses bayi tabung adalah :
  1. Hiperstimulasi ovarium
  2. Kehamilan ganda
  3. Hamil di luar kandungan
  4. Infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur
Jadi semua berpulang kepada anda untu memutuskan apakah perlu untuk menjalankan bayi tabung.

Untuk informasi lanjut hubungi :
brawijaya fertility center