Bekti-medicastore
02-08-2010

Pengendalian Diabetes Secara Mandiri

Diabetes atau sering disebut juga dengan penyakit kencing manis merupakan penyakit gangguan metabolisme, dimana gula yang dicerna dari makanan tidak dapat terserap dengan sempurna untuk menjadi tenaga bagi tubuh. Akibatnya kadar gula dalam darah cukup tinggi & dapat mengganggu kerja organ tubuh lainnya.

Menurut survey Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2007, prevalensi penderita diabetes mellitus di Indonesia mencapai 5,7 %, hal ini berarti sekitar 12 juta orang Indonesia saat ini menderita diabetes mellitus (DM).

Saat seseorang didiagnosis terkena diabetes, mungkin yang pertama terbayang adalah bahwa mulai saat itu tidak dapat makan yang enak-enak ataupun manis-manis lagi, minum obat harus teratur atau bahkan disertai dengan suntik insulin. Belum lagi membayangkan komplikasi diabetes seperti kaki membusuk yang harus dipotong ataupun stroke.

Menurut Prof. Dr.dr.Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD pada acara media edukasi mengenai diabetes di Hotel Le Meridien Jakarta, Kamis 29 Juli 2010 kemarin mengatakan bahwa diabetes merupakan penyakit yang mudah ditegakkan diagnosisnya & mudah pula untuk dikendalikan, kedisiplinan pasien dalam hal pengaturan pola makan & olahraga secara teratur serta pemberian obat-obatan apabila diperlukan dapat membantu menjaga kualitas hidup penderita diabetes atau diabetisi.


Acara media edukasi & peluncuran buku tentang diabetes karya Prof. Dr.dr.Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD

Pada acara tersebut juga dilakukan peluncuran buku Prof. Dr.dr.Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD mengenai diabetes yang berjudul “Diabetes ? Siapa Takut !!”. Dalam buku tersebut, beliau menjelaskan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam mengenai diabetes, jenis serta komplikasi yang dapat terjadi serta cara untuk mengendalikan gula darah secara mandiri oleh para diabetisi.

Menurut Prof. Dr.dr.Sri Hartini KS Kariadi, SpPD, KEMD, “Saya melihat bahwa komunikasi dokter &pasien di klinik atau tempat praktek sangat terbatas, sehingga banyak sekali pertanyaan tentang diabetes yang belum terjawab, padahal pasien harus memahami penyakitnya supaya mereka dapat mengendalikan penyakit tersebut secara mandiri “. Kemudian karena keluarga juga merupakan komponen yang penting bagi para diabetisi dalam menjalankan aktifitas sehari-hari, maka pemahaman tentang diabetes sebaiknya juga harus dimiliki oleh keluarga pasien serta masyarakat luas, tambahnya. Diharapkan dengan adanya buku ini maka para diabetisi dapat mengambil manfaatnya supaya mereka dapat hidup dengan sehat & nyaman.

Dalam diskusi mengenai persiapan diabetisi menjelang berpuasa, Prof. Sri menjelaskan, “Diabetisi termasuk orang yang cukup sehat untuk menjalani ibadah puasa, asalkan gula darahnya dalam kondisi yang terkendali, baik & sedang tidak menderita penyakit lain. Bahkan pada sebagian diabetisi, pada akhir puasa ada yang mengalami penurunan kadar gula & kadar kolesterol serta beberapa diabetisi yang gemuk mengalami penurunan berat badan “.

“Yang perlu diperhatikan sewaktu puasa adalah hipoglikemi (kadar gula darah yang terlalu rendah) dapat terjadi pada diabetisi yang mendapat obat penurun gula atau insulin yang berpotensi menyebabkan hipoglikemi. Gejala hipoglikemi antara lain, tiba-tiba merasa lapar yang luar biasa, berkeringat dingin & dada berdebar-debar. Apabila mengalami gejala tersebut, maka sebaiknya membatalkan puasa secepatnya & segera minum air gula atau makanan apa saja yang mengandung gula secepat mungkin. Selain itu harus juga diperhatikan jadwal pemberian obat yang berubah waktunya dibanding hari-hari biasa “ tambahnya.