Bekti-medicastore.com
07-10-2011

Sudah Tepatkah Informasi tentang Kontrasepsi yang Kita Ketahui

Tanggal 26 September kemarin baru saja diperingati sebagai hari kontrasepsi dunia, dimana tema tahun ini adalah “Live Your Life. Know Your Rights. Learn About Contraception.” Peringatan hari kontrasepsi tahun 2011 ini juga diwarnai dengan adanya survey yang dilakukan di 9 negara dengan total 1800 responden, survey tersebut bertema “Contraception : Getting the facts right”.

 

Hasil dari survey yang dilakukan

 

Prof. Dr. dr. Biran Affandi, SpOG (K), FAMM mewakili APCOC Indonesia mengungkapkan bahwa, dari “Hasil survei yang dilakukan secara online di sejumlah negara termasuk Indonesia, dapat terlihat bahwa masyarakat masih memiliki kesulitan untuk memperoleh informasi yang akurat dan berimbang terhadap kontrasepsi. Pengertian akurat adalah bahwa informasi mengenai kontrasepsi didasari oleh hasil penelitian yang telah dilakukan. Sementara seimbang berarti tidak bias. Menurut survey, 4 sumber informasi pribadi kontrasepsi adalah ginekolog (umumnya wanita), pasangan, teman, dan dokter umum (umumnya pria).”

 

 

“Di Indonesia jumlah responden pria dan wanita berimbang. Dan hampir ¼ dari jumlah keseluruhan mengatakan memiliki kesulitan dalam memperoleh informasi yang valid. Selain itu tiap 3 dari 100 wanita dan pria mendapatkan informasi yang salah dan tidak akurat. Dimana pada kebanyakan kasus, informasi datang dari internet dan teman. Namun, kabar baiknya hampir semua responden telah mengerti bahwa pemakaian kontrasepsi merupakan tanggung jawab bersama,” tambahnya.

 

Remaja perlu mendapatkan informasi yang tepat tentang kontrasepsi

 

Menurut Kepala BKKBN, Dr.Sugiri Syarief, MPA, “Sosialisasi kepada generasi muda merupakan program lain yang terus dikerjakan BKKBN dengan tujuan menjadikan KB sebagai sebuah gaya hidup,. Jika sejak awal generasi muda diberi materi soal KB, di kemudian hari mereka akan menjadikan KB sebagai gaya hidup. BKKBN juga telah menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan Nasional untuk memasukkan materi soal KB kedalam kurikulum nasional. Tujuannya agar para pelajar telah mengenal dan akrab dengan materi KB sejak dini,” tambahnya

 

Pembicara dalam konfrensi pers memperingati hari kontrasepsi dunia

 

 

Dr. Sarsanto Wibisono, SpOG, Ketua Pengurus Harian Nasional PKBI, mengatakan berkaitan dengan program edukasi yang berfokuskan kepada remaja, “Edukasi kepada remaja diharapkan dapat membuat mereka memahami dan mampu membuat keputusan secara bertanggung jawab dan mempraktekkan kesehatan reproduksi & seksual serta hak-hak kesehatan reproduksi dan seksual yang berkesetaraan dan berkeadilan jender. Program yang dilakukan oleh PKBI adalah menciptakan Pusat Informasi dan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (PIPR/Youth Center). Pendekatan yang dilakukan Youth Center adalah dari, untuk dan oleh remaja. PKBI secara rutin merekrut remaja untuk diseleksi dan dilatih menjadi peer edukator atau peer counselors. Youth Center ini sepenuhnya dikelola oleh remaja.”