Bekti-medicastore.com
16-05-2012

Obesitas Meningkatkan Resiko Penyakit Kardiovaskular bagi Penyandang Diabetes

Obesitas merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak negara saat ini. Dengan kebiasan hidup yang tidak banyak bergerak (sedentary lifestyle) serta banyak mengonsumsi makanan cepat saji yang tinggi kandungan lemaknya (junk food) membuat lemak banyak terkumpul didalam tubuh karena antara jumlah kalori yang diasup dengan jumlah kalori yang dikeluarkan tidak berimbang.

Bagi penyandang diabetes masalah obesitas ini akan meningkatkan resiko mereka untuk terkena penyakit lain seperti penyakit kardiovaskular. Penyakit Kardiovaskular (PKV) sendiri merupakan penyebab utama meningkatnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian pada penyandang diabetes. Dan karena penyandang diabetes mempunyai masalah resistensi insulin, maka Pasien diabetes memiliki 2-3 kali lipat risiko PKV dibandingkan dengan pasien non diabetes. Hal ini karena resistensi insulin yang dialami akan menyebabkan gangguan fungsi lapisan permukaan (endotel) pembuluh darah. Akibatnya pembuluh darah menjadi semakin tebal sehingga aliran darah akan terhambat yang mempengaruhi aliran darah ke organ-organ vital seperti otak, jantung dan kaki.

Oleh karena itu pencegahan PKV pada penyandang diabetes penting untuk dilakukan. Caranya adalah dengan : tidak merokok/berhenti merokok bagi perokok, mengendalikan gula, tekanan darah serta kolesterol. Komponen kolesterol yang terdiri dari kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL penting untuk diperhatikan guna menurunkan risiko PKV pada penyandang diabetes. Nilai profil lipid pada LDL harus kurang dari 100mg/dl, HDL lebih dari 60mg/dl dan trigliserida kurang dari 150mg/dl.

Hal tersebut terungkap dalam acara seminar media tentang penyakit kardiovaskular sebagai penyebab tingginya angka kematian pada penyandang diabetes, yang berlangsung di pada tanggal 10 Mei 2012 kemarin.

 

Narasumber acara seminar media tentang penyakit kardiovaskular & diabetes

 

Menurut dr. Dyah Purnamasari, SpPD dalam acara tersebut, ” Gangguan metabolisme lipid (dislipidemia) merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya komplikasi PKV. “Dislipidemia ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total dalam darah, yaitu peningkatan kadar kolesterol total, kolesterol ‘jahat’ LDL (low density lipoprotein), trigliserida, dan penurunan kadar kolesterol ‘baik’ HDL (high density lipoprotein) diakui sebagai cikal bakal terjadinya aterosklerosis, yaitu pengerasan timbunan kolesterol/lemak dan jaringan ikat pada dinding pembuluh darah yang terjadi secara perlahan-lahan yang jika terjadi pada pembuluh darah jantung (koroner) ditandai dengan keluhan nyeri pada dada.”

Dalam jumlah yang cukup, kolesterol dibutuhkan tubuh diantaranya untuk membangun dinding sel dan membentuk hormon-hormon penting. Sebesar 80% kolesterol dihasilkan tubuh kita sendiri, dan 20% sisanya berasal dari makanan. Agar bisa dimanfaatkan oleh jaringan tubuh, kolesterol harus dikirim ke jaringan tubuh tersebut lewat sirkulasi darah. Namun, kolesterol bersifat tidak larut dalam air, sehingga tidak bisa bersirkulasi bebas dalam darah. Oleh karena itu, perlu bergabung dengan protein dan membentuk suatu partikel yang dinamakan lipoprotein agar bisa didistribusikan ke jaringan tubuh yang membutuhkan.

Menurut dr. Dante Saksono Harbuwono, SpPD, PhD, masih dalam acara yang sama ” penatalaksanaan PKV dan dislipidemia pada penyandang diabetes dapat dilakukan dengan dua cara yang disesuaikan dengan kondisi pasien, yaitu terapi non-farmakologik dan farmakologik. Terapi nonfarmakologik adalah terapi yang berupa peningkatan aktivitas fisik, berhenti merokok, mengurangi asupan alkohol, dan terapi gizi medis dengan pengaturan makanan yang mengandung kadar kolesterol tinggi”.

Sedangkan terapi farmakologik yakni dengan mengkonsumsi obat-obat penurun lipid dan terapi nutrisi medis adalah terapi pembatasan kalori, karbohidrat, alkohol, asupan lemak jenuh dan meningkatkan asupan lemak tak jenuh. “Namun perlu diingat, sebelum memulai terapi penting untuk melakukan penilaian jumlah faktor risiko koroner yang ditemukan pada pasien (risk assessment) guna menentukan sasaran kolesterol yang harus dicapai. Memperbaiki profil lipid berarti menurunkan angka kesakitan dan kematian pada penyandang diabetes,” jelas dr. Dante.