Bekti-medicastore.com
31-10-2013

Kaki Diabetik Tidak Selalu Berakhir Dengan Amputasi

Bagi penyandang diabetes, salah satu komplikasi yang kerap dialami adalah masalah pada kakinya.  Bahkan sekitar 15-20% penyandang diabetes beresiko tinggi untuk mengalami masalah pada kakinya yang bisa berujung pada amputasi. Menurut dr. Em.Yunir, SpPD-KEMD pada acara seminar media 30 Oktober 2013 tentang kaki diabetik, kelainan kaki diabetik terjadi akibat gula darah yang tidak terkontrol dalam jangka panjang, akibatnya akan terjadi kerusakan syaraf (neuropati diabetik) & gangguan pembuluh darah. Adanya kerusakan pada pembuluh darah akan menyebabkan terjadinya penyempitan atau sumbatan pada pembulug darah sehingga mengganggu aliran darah ke tungkai. Gangguan aliran darah tersebut akan menyebabkan kaki menjadi sulit sembuh bila mengalami luka & mudah mengalami infeksi. Gangguan aliran darah tersebut dikenal juga sebagai penyakit pembuluh darah perifer atau PAD (Peripheral Arterial Disease).

Pada orang biasa, gangguan pembuluh darah ini akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri pada saat beraktivitas, tetapi pada penyandang diabetes karena telah terjadi kerusakan syaraf, maka rasa nyeri yang timbul sering tidak terasa. Akibatnya kondisi yang demikian baru mulai terdeteksi pada keadaan yang parah, seperti misalnya timbul luka yang tidak cepat sembuh, kaki terasa dingin, otot-otot kaki yang menciut, dll. Ditambah dengan kondisi tubuh penyandang diabetes yang mudah terkena infeksi, maka akan memperburuk resiko luka & penyebaran infeksi menjadi lebih luas, tambah dr. Yunir.

Di Indonesia sendiri tercatat memiliki pasien PAD sebanyak 11.883 / 1 juta pasien diabetes. Angka ini bisa semakin bertambah karena banyak juga penyandang diabetes yang belum pernah memeriksakan diri ke dokter sehingga tidak mengetahui bahwa dirinya mempunyai diabetes. Mereka baru ke dokter apabila sudah merasakan gejala-gejala yang berat, termasuk juga adanya keluhan pada kakinya. RSCM sendiri menyebutkan terdaapt peningkatan kejadian amputasi, dimana pada tahun 2007 angka kejadian amputasi sebesar 35% & meningkat menjadi 54% pada tahun 2010-2011. Angka amputasi pada penyandang diabetes ini juga 15 kali lebih besar dibandingkan pada orang yang bukan penyandang diabetes.

Terkait dengan masalah penyempitan pembuluh darah pada kaki diabetik, saat ini mulai dilirik metode untuk membuka sumbatan tersebut melalui tindakan vascular intervensi seperti misalnya ballooning & pemasangan stem/cincin di pembuluh darah. Tindakan vascular intervensi ini sama seperti yang dilakukan pada pasien penyakit pembuluh darah untuk mencegah terjadinya serangan jantung. Pada metode ini, sumbatan pada pembuluh darah dilepaskan untuk kemudian bisa dilanjutkan dengan pemasangan semacam cincin di dalam pembuluh darah yang dapat menjaga supaya pembuluh darah tidak menutup kembali. Tindakan ini dapat membantu penyandang diabetes yang memiliki masalah kaki diabetik untuk terhindar dari amputasi. Tentunya tidak semua tindakan amputasi pada kaki diabetik bisa dihindari melalui intervensi vascular, tergantung dari seberapa parah & seberapa luas  daerah kaki yang terinfeksi tersebut.

Oleh karena itu, sekali lagi deteksi dini kondisi diabetes sangat penting untuk dilakukan karena bisa mengetahui kondisi gula darah yang tinggi sejak awal sekaligus bisa mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi diabetes, termasuk diantaranya masalah kaki diabetik. Deteksi dini bisa dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan gula darah sendiri, melalui alat periksa kadar gula darah. Selain itu pencegahan diabetes juga bisa dilakukan dengan cara melakukan perubahan gaya hidup, seperti misalnya membatasi asupan makanan yang manis & berlemak serta aktif melakukan olahraga secara rutin.

 

 

Alat pemeriksaan kadar gula darah Gluco Dr AGM 3000+