Bekti-medicastore.com
10-02-2014

Transplantasi dengan Laparoskopi untuk Kenyamanan Pendonor Ginjal

Gagal ginjal adalah penyakit yang belum ada obatnya. Bila pasien sudah terkena gagal ginjal, maka pilihan terapi pengganti ginjal bagi pasien ada 3, yaitu : hemodialisa, peritoneal dialisa & transplantasi ginjal. Pilihan terbaik bagi pasien gagal ginjal adalah dengan melakukan transplantasi ginjal, karena lebih menguntungkan dalam segi prosedur, tingkat ketergantungan pada fasilitas medik serta adanya peningkatan kuantitas & kualitas hidup pasien.  Tetapi transplantasi ginjal masih banyak mempunyai kendala, salah satunya adalah sedikitnya orang yang tertarik untuk menjadi pendonor karena takut melalui proses operasi & rasa sakit yang bisa ditimbulkan pasca-operasi. Untuk mengatasi hal tersebut akhirnya dikembangkan teknik laparoskopi yang bisa memberikan kenyamanan bagi pendonor ginjal. Demikian hal tersebut diungkapkan oleh Dr.dr.Nur Rasyid, SpU dalam acara seminar media tentang laparoskopi dalam transplantasi ginjal, di RSCM Kencana, hari Rabu, 5 Februari 2014 kemarin.

 

Teknik Laparoskopi

Laparoskopi sendiri adalah suatu teknik operasi dengan menggunakan instrumen kecil berdiameter 5-12 mm untuk menggantikan tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam rongga perut. Kemudian dokter bedah akan melakukan pembedahan dengan melihat layar monitor & mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua tangannya. Teknik laparoskopi ini sendiri dilakukan pada pendonor ginjal, dimana akan dibuat 3 lubang kecil untuk memasukkan alat laparoskopi. Dengan alat tersebut kemudian dokter bedah akan memotong pembuluh darah yang terhubung dengan ginjal yang akan diambil, untuk kemudian mengeluarkan ginjal tersebut lewat sayatan kecil yang dibuat di bawah perut. Teknik laparoskopi ini memberikan keuntungan bagi pendonor yaitu : mengurangi nyeri pasca-operasi, mengurangi lama perawatan di rumah sakit, jumlah darah yang hilang ketika operasi lebih sedikit, kosmesis yang lebih baik & masa penyembuhan yang lebih cepat sehingga pendonor juga bisa kembali beraktivitas lebih cepat.

 

Bekas luka pada pendonor ginjal dengan teknik laparoskopi

RSCM sendiri dalam waktu 2 tahun terakhir telah sukses melaksanakan proses transplantasi ginjal dengan menggunakan teknik laparoskopi sebanyak 100 kali. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa RSCM sebagai Rumah Sakit Pusat Nasional telah terbukti mampu untuk melakukan transplantasi ginjal dengan standar internasional & tidak kalah dengan rumah sakit di luar negeri lainnya, terutama di ASEAN. Dengan demikian para pasien gagal ginjal diharapkan lagi tidak perlu untuk bersusah payah ke luar negeri bila ingin melakukan transplantasi ginjal, karena hal tersebut sudah bisa dilakukan juga oleh rumah sakit di Indonesia. Demikian juga untuk para pendonor, supaya tidak perlu merasa takut untuk melakukan transplantasi karena saat ini telah ada prosedur transplantasi dengan teknik laparoskopi yang bisa membuat pendonor merasa lebih nyaman saat melakukan proses transplantasi ginjal dengan rasa sakit pasca-operasi yang lebih berkurang & waktu sembuh yang lebih cepat.