Bekti-medicastore.com
15-04-2015

Pentingnya Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan untuk Mengendalikan Diabetes

Menurut hasil survei kesehatan nasional tahun 2013 dan perkiraan IDF untuk 2015, jumlah penyandang diabetes di Indonesia  sangat besar, yaitu sekitar 9,1 juta dengan prevalensi yang terus meningkat setiap tahunnya dapat menjadi beban berat bagi dokter spesialis/subspesialis untuk dapat ditangani sendiri karena jumlah endokrinolog di Indonesia yang masih terbilang sedikit, yaitu sekitar 100 orang (per -Maret 2015). Oleh karena itu diperlukan kerjasama seluruh tenaga kesehatan, baik di Fasilitas Kesehatan Pertama maupun Fasilitas Kesehatan Lanjutan untuk dapat menangani penyandang diabetes secara  berkesinambungan.

“Pada strategi pelayanan kesehatan bagi penyandang diabetes, peran dokter umum menjadi sangat penting sebagai ujung tombak di pelayanan kesehatan primer. Kasus Diabetes Mellitus (DM) sederhana tanpa penyulit harus dapat dikelola dengan tuntas oleh dokter umum di pelayanan kesehatan primer. Penyandang diabetes juga harus diedukasi agar dapat memanage diri sendiri dengan baik karena hal ini merupakan salah satu kunci kesuksesan program pengendalian diabetes. Salah satu edukasi yang dilakukan terhadap tenaga kesehatan adalah melalui PDCI.” Demikian menurut Prof.Dr.dr. Achmad Rudijanto, SpPD KEMD, FINASIM, Ketua PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia).

 

Pembicara di acara media briefing tentang program pelatihan Partnership in Diabetes Control in Indonesia (PDCI)

 

PDCI sendiri adalah program pelatihan Partnership in Diabetes Control in Indonesia yaitu program kemitraan 5 tahun yang juga turut melibatkan American Diabetes Association (ADA) sebagai salah satu upaya dalam peningkatan kapasitas tenaga kesehatan di semua lini sistem pelayanan kesehatan, mulai dari layanan primer sampai dengan rumah sakit rujukan. PDCI telah memberikan program pelatihan peningkatan kapasitas bagi 5.000 dokter umum dan 500 internis di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam tata laksana penyakit diabetes guna mengendalikan laju angka diabetes di Indonesia. Sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2012 sampai dengan awal tahun 2015, program PDCI telah dilaksanakan dalam 5 gelombang dengan 33 kali pelatihan. Dari pelatihan tersebut, sebanyak 2500 dokter umum dan 300 internis berhasil dilatih dalam hal diagnosa dan tata laksana diabetes.

“Perkembangan PDCI saat ini cukup menggembirakan. Kegiatan pendidikan berkelanjutan bagi dokter internis dan dokter layanan primer terus diperbaiki dan dilanjutkan. Pada tahun ini kami memastikan lagi bahwa pelatihan ini berdampak pada peningkatan pelayanan penyandang diabetes melalui konsultasi medis dan edukasi. Melalui pelatihan PDCI, kami berharap jumlah target pelayanan dapat tercapai di samping perbaikan layanan pasien dapat meningkat.” Demikian dikemukakan Prof.Dr.dr.Pradana Soewondo, SpPD, KEMD, Guru Besar Endokrinologi Dept.Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM.

Penyandang diabetes di Indonesia sendiri masih banyak yang belum terdiagnosis. Diperkirakan saat ini hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang sudah menjalani pengobatan, baik non farmakologis maupun farmakologis. Dan dari yang menjalani pengobatan tersebut hanya sepertiganya saja yang terkendali dengan baik. Padahal bukti-bukti menunjukkan bahwa komplikasi diabetes dapat dicegah dengan kontrol glikemik yang optimal.  Namun sayangnya walau control glikemik yang optimal sangatlah penting, di Indonesia target pencapaian kontrol glikemik masih belum tercapai, rerata HbA1c masih 8%, masih di atas target yang diinginkan yaitu 7%.  Laju perkembangan penyakit diabetes yang cukup tinggi ini juga dapat berdampak cukup besar terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan apabila dibiarkan. Oleh karena itu diperlukan partisipasi semua pihak, baik masyarakat, sektor swasta, maupun pemerintah, untuk ikut serta dalam usaha penanggulangan penyakit ini.